Surat Al-An’am merupakan bagian dari Al-Qur’an yang memiliki kedalaman makna dan kekayaan hukum serta pandangan hidup yang penting bagi umat Islam. Dalam penelitian yang mendalam, mari kita telaah keindahan dan kearifan yang terkandung di dalamnya.
Latar Belakang dan Konteks Sejarah
Surat Al-An’am terdiri dari 165 ayat dan termasuk ke dalam golongan surat Makkiyah, yang artinya diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebelum Hijrah ke Madinah. Surat ini mengandung berbagai ayat yang menyeru kepada tauhid, keesaan Allah, dan risalah kenabian.
Dinamakan Al An’am karena di dalamnya disebut kata An’am yang berarti hewan ternak. Surat ini juga membahas tentang hubungan adat istiadat kaum musyrik. Bagi kaum musyrikin, binatang ternak itu dapat digunakan sebagai hewan persembahan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Berikut bunyi surat Al An’am ayat 152 lengkap dengan tulisan latin beserta artinya:
وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِۚ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَۙ
(Wa lā taqrabū mālal-yatīmi illā bil-latī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddah(ū), wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qisṭ(i), lā nukallifu nafsan illā wus‘ahā, wa iżā qultum fa‘dilū wa lau kāna żā qurbā, wa bi‘ahdillāhi aufū, żālikum waṣṣākum bihī la‘allakum tażakkarūn(a))
Artinya: “Janganlah kamu mendekati (menggunakan) harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.
Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, lakukanlah secara adil sekalipun dia kerabat(-mu). Penuhilah pula janji Allah. Demikian itu Dia perintahkan kepadamu agar kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al An’am: 152)
Tema Utama dan Isi Surat Al-An’am
- Tauhid dan Keesaan Allah: Surat ini menguatkan keyakinan umat Islam terhadap keesaan Allah SWT serta menolak segala bentuk syirik dan penyembahan kepada selain-Nya.
- Hukum-Hukum Makanan: Surat Al-An’am mengandung aturan-aturan hukum makanan yang melarang daging yang tidak disembelih secara syar’i (halal), serta menjelaskan keutamaan memakan makanan yang halal dan baik.
- Hukum-Hukum Perdata: Surat ini juga membahas berbagai hukum perdata seperti keadilan, saksi, dan perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.
- Pengajaran dari Kisah-Kisah Nabi: Al-An’am memuat kisah-kisah nabi-nabi terdahulu, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Nuh, yang mengandung pelajaran moral dan teladan bagi umat Islam.
Relevansi Surat Al-An’am dalam Konteks Modern
Surat Al-An’am memiliki relevansi yang besar dalam konteks kehidupan modern, terutama dalam hal:
- Keutamaan Makanan Halal: Menjaga kebersihan dan kesehatan dengan mematuhi aturan-aturan makanan halal dan baik sangat penting dalam masyarakat global yang kompleks saat ini.
- Keadilan Sosial: Pesan-pesan tentang keadilan sosial yang terdapat dalam surat ini memberikan panduan tentang pentingnya perlakuan yang adil terhadap semua individu, tanpa memandang suku, agama, atau ras.
Penghormatan terhadap Nabi dan Rasul: Surat Al-An’am mengajarkan umat Islam untuk menghormati dan mengikuti jejak para nabi dan rasul dalam memperjuangkan kebenaran dan tauhid.