Kisah Ubay Bin Ka’ab, Salah Satu Penulis Al-Qur’an Pertama Dan Paling Pandai Bacaan Al-Qurannya

No Comments

Ubay Bin Ka’ab Ibn Qais Ibn Ubaid Ibn Zaid Ibn Mu’awiyah Ibn Amr Ibn Malik merupakan golongan Anshar dari Bani Khazraj. Ia memiliki dua nama panggilan atau kunyah. Rasulullah SAW memanggilnya Abu Mundzir yang berarti ayat dari Mundzir, sedangkan Umar bin Khattab memanggilnya Abu Thufail yang berarti ayah dari Thufail.

Ubay Bin Ka’ab masuk Islam tidak lama setelah Rasulullah SAW berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Ia menjadi salah satu orang pertama yang masuk Islam dan menyambut kedatangan kaum muslimin saat tiba di Madinah. Ia merupakan sosok pria berjanggut putih dan pandai dalam urusan tulis-menulis.

Karena dikenal sebagai seseorang yang pandai menulis, Nabi Muhammad SAW kemudian menunjuknya sebagai salah satu sekretaris begitu beliau tiba di Madinah. Sebagai sekretaris, Ia mencatat untuk mencatat wahyu-wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT ketika Rasulullah SAW berada di Madinah, jika tidak ada Ubay bin Ka’ab, maka Rasul akan memanggil Zaid Bin Tsaabit sebagai. Tidak hanya itu, Ubay juga menyimpan untuk menulis surat yang ditujukan kepada raja-raja kafir pada saat itu.

Ubay Bin Ka’ab dekat dan selalu berada disisi Rasulullah SAW. Ia ikut serta pada Bai’at Aqabah II, mengikuti Perang Badar, dan juga perang lainnya. Pernah suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada Ubay Bin Ka’ab tentang firman Allah mana yang paling agung kepemimpinan. Namun Ubay menjawab bahwa Allah SWT dan Rasul-Nya yang paling tahu. Kemudian Rasul bertanya yang sama lagi “Hai Abu Mundzir, dari pertanyaan hanya banyak firman Allah di dalam Al-Qur’an, di atas yang paling agung?” Ubay menjawab “Allahu laa ilaaha illaa huwa al-Hayyu al-Qayyum (Allah tiada tuhan dia yang Maha hidup dan Maha Pengatur),” (Al-Baqarah : 255) membuat Rasulullah SAW sembari berdoa “Demi Allah, semoga selalu dipenuhi dengan ilmu, wahai Abu Mundzir.” (HR.Muslim).

Selain sebagai sosok yang pandai menulis, bacaan Al-Qur’an dari Ubay Bin Ka’ab juga fasih dan bagus. Hal ini pun ada di dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi yaitu:

“Umatku yang paling penyayang terhadap yang lain adalah Abu Bakar. Yang paling kokoh dalam menjalankan perintah Allah adalah Umar. Yang paling jujur ​​dan pemalu adalah Utsman. Yang paling mengetahui halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal. Yang paling mengetahui ilmu fara’idh adalah Zaid bin Tsaabit. Yang paling bagus bacaan Alqurannya adalah Ubay. Setiap umat memiliki orang kepercayaan. Dan orang kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.” (HR. At-Tirmidzi).

Tidak sampai disitu saja, kepercayaan Rasulullah SAW kepada Ubay menjadi sahabat yang paling ahli tentang Al-Qur’an. Hal ini ditunjukkan pada sebuah riwayat dimana Ibnu Abbas bertanya kepada Ubay Bin Ka’ab tentang surat yang diturunkan di kota Madinah. Dengan tegas Ubay menjawab bahwa surat yang diturunkan di Madinah terdapat 27 surat dan yang lainnya di Mekkah. Pengetahuaannya tentang Al-Quran membuat Ia dijuluki sebagai Sayyid Al-Qurra atau penghafal Al-Qur’an. Menjadi sahabat Rasulullah SAW yang dikenal cerdas, membuat banyak para tokoh lain turut belajar dan berguru tentang Al-Qur’an kepada Abu Mundzir atau Ubay Bin Ka’ab, di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Abdullah bin Abbas, Abu Abdurrahman As Sulaimi, Abu Hurairah, Abdullah bin Saib, dan Abdullah bin Ayyasy. Saat masa kepemimpinan Utsman Bin Affan Ia menghembuskan nafas terakhirnya. Kematiannya ini memberikan duka yang mendalam bagi banyak orang.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu