Di saat Nabi Muhammad Saw. melaksanakan dakwah Islam kepada kaum kafir Quraisy yang menentang dengan keras dakwah beliau, ada dua tokoh terkemuka Quraisy yang masuk Islam, mereka adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab. Dengan masuknya kedua tokoh terkemuka Quraisy ini merupakan menambah kekuatan bagi kaum muslimin dan harapan akan adanya kemenangan.
Kisah Umar Bin Khattab Masuk Islam
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan mengenai awal mula dan sebab Sayyidina Umar bin Khattab mendapatkan hidayah dan masuk Islam.
Riwayat pertama
suatu ketika Sayyidina Umar bin Khattab pergi ke tempat Nabi Muhammad saw. untuk membunuhnya. Di tengah jalan dia papasan dengan Nu’aim bin Abdullah. Nu’aim menyarankan Sayyidina Umar agar membatalkan rencananya itu. Ia juga meminta Sayyidina Umar untuk mengurus saudarinya, Fatimah binti Khattab, dan iparnya, Sa’id bin Zaid bin Amr, yang sudah masuk Islam, sebelum menghadapi Nabi Muhammad saw.
Sayyidina Umar langsung ke rumah Fatimah untuk membuat perhitungan karena adiknya telah masuk Islam. Ketika sampai di depan rumah, dia mendengar Khabbab bin al-Arat sedang membacakan Al-Qur’an Surat Thaha kepada Fatimah dan Sa’id bin Zaid bin Amr. Singkat cerita, Sayyidina Umar luluh hatinya dan terkesima dengan keindahan kata-kata Al-Qur’an yang dibacakan Khabbab. Seketika itu, dia meminta Khabbab untuk mengantarnya bertemu dengan Nabi Muhammad saw. dan menyatakan diri masuk Islam.
Riwayat Kedua
Pada saat itu Sayyidina Umar hendak mencari teman-temannya untuk diajak mimum khamr. Namun, dia tidak menemukan temannya itu. Akhirnya, dia memutuskan pergi ke Ka’bah untuk thawaf. Di sana, dia mendapati Nabi Muhammad saw. tengah mengerjakan shalat. Melihat hal itu, Sayyidina Umar penasaran dan ingin mendengar apa yang diucapkan Nabi Muhammad saw. Ia kemudian menyelinap ke dalam bilik Ka’bah, hingga jaraknya dengan Nabi Muhammad saw. hanya dibatasi kain Ka’bah.
“Setelah saya dengar Al-Qur’an itu dibacanya, hati saya rasa tersentuh. Saya menangis; Islam sudah masuk ke dalam hati saya. Sementara saya masih tegak berdiri menunggu sampai Rasulullah selesai shalat,” kata Sayyidina Umar.
Kisah Hamzah Masuk Islam
Hamzah merupakan paman sekaligus saudara sepersusuan Rasulullah. Ia putra dari Abdul Muthalib (kakek Nabi) sekaligus adik dari Abdul Muthalib (beda ibu). Secara nasab ia memiliki status sosial cukup terhormat karena berasal dari Bani Hasyim. Keberadaan Hamzah sebelum memeluk Islam tidak ikut menghalangi dakwah Nabi Muhammad sebagaimana umumnya orang musyrik. Di saat banyak orang Quraisy menaruh curiga besar kepada Nabi bahkan mencerca serta berusaha menghalanginya dengan macam ragam cara, Hamzah hanya diam. Ia beranggapan apa yang dilakukan ponakannya itu hal biasa dan tidak perlu ditanggapi terlalu berlebihan.
Hari terus berlalu, orang-orang Quraisy semakin serius melakukan segala upaya untuk menggagalkan dakwah Nabi Muhammad. Hamzah sendiri heran dengan ketabahan ponakannya itu menghadapi orang-orang Makkah yang sangat keras kepala.
Hingga sekali waktu Abu Jahal secara kebetulan bertemu Nabi di bukit Shafa dan mencaci sepuasnya. Nabi hanya terdiam dan tidak merespons sama sekali. Hal ini tentu membuat Abu Jahal sewot karena merasa upayanya sia-sia. Tidak puas dengan apa yang dilakukannya, Abu Jahal meraih batu dan memukulkannya ke kepala Rasulullah.
Abu Jahal kemudian segera merapat ke perkumpulan orang Quraisy. Pada saat yang bersamaan Hamzah baru pulang dari perburuannya dengan menenteng sebuah busur panah. Ia diberi tahu oleh budak perempuan milik Abdullah bin Jad’an (yang kebetulan menyaksikan peristiwa itu) perihal apa yang baru saja dialami ponakannya. Mendengar kabar tersebut, segera Hamzah mencari Abu Jahal untuk menuntut balas. Dengan wajah penuh amarah ia akhirnya berhasil menemukan keberadaan orang yang dicarinya dan memberi pelajaran kepada Abu Jahal.
Berkat pembelaannya itu Hamzah mendapat hidayah dan memeluk Islam, tepatnya pada bulan Dzulhijjah, akhir tahun keenam dari kenabian.