Dikisahkan bahwa pada suatu hari, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein putra Sayidina Ali bin Abi Thalib menantu Rasulullah SAW, pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat. Sesampainya di masjid, mereka menjumpai seorang laki-laki tua yang sedang berwudhu. Setelah wudhu, orang tua itu pun shalat. Ternyata, wudhu orang tua itu terlihat kurang sempurna. Hasan dan Husein ingin memperbaikinya, tetapi mereka khawatir hal itu akan menyinggung perasaannya.
Akhirnya, kedua cucu kesayangan Baginda Nabi SAW itu bersepakat untuk memakai cara pendekatan yang bijaksana. Di hadapan orang tua tersebut mereka berdebat, masing-masing mengatakan bahwa dialah yang paling benar dalam berwudhu. Mereka lalu meminta orang tua itu untuk menilainya, mana di antara mereka yang paling sempurna dalam berwudhu.
Lalu, salah satu dari keduanya pun berkata kepada orang tua tadi, ” Wahai Paman, saya dan saudara saya beda pendapat mengenai siapa di antara kami yang paling benar dan bagus cara wudhunya. Kami minta tolong paman untuk menilai kami, siapa yang terbaik wudhunya.”
Orang tua itu setuju, lalu Hasan dan Husain segera berwudhu. Orang itu memperhatikan betul cara wudhu kedua cucu Nabi itu hingga muncul kekaguman. Setelah Hasan dan Husain selesai berwudhu, orang tua itu memuji keduanya. “Wudhu kalian berdua istimewa,” kata orang itu tersenyum.
Seketika itu pula, terperanjatlah dia itu lalu segera mengoreksi diri seraya menyadari bahwa wudhunya selama ini ternyata cacat serta tidak sesempurna kedua pemuda itu. Maka dia mengatakan kepada keduanya, ”Alangkah baiknya wudhu dan shalat kalian, serta alangkah baiknya tuntunan dan bimbingan kalian kepadaku. Semoga Allah memberkahi kalian.”