Halo Sobat Cendekia tahukah kalian bahwa Abu Bakar as Shiddiq adalah khalifah yang terkenal akan kejujurannya, kesederhanaan, dan keteguhan imannya. Abu Bakar menjadi khalifah selama dua tahun yakni pada tahun 632–634 M. Selama masa kekhalifahannya tersebut, Abu Bakar mempunyai beberapa kebijakan dan strategi ketika memimpin negara. Penasaran apa saja? Berikut ini kebijakan dan strategi Abu Bakar as Shiddiq saat menjadi khalifah.
Mengatasi Pemberontakan
Setelah Rasulullah SAW wafat. Beberapa suku Arab murtad dan melakukan pemberontakan. Untuk mengatasinya, maka lahirlah peristiwa perang Riddah dimana kaum muslimin memerangi pemberontak yang keluar dari islam dan menolak membayar zakat. Perang ini dimenangkan setelah berlangsung selama 1 tahun.
Pembukuan Al-Qur’an
Perang Riddah menimbulkan banyak korban termasuk sebagian para penghafal Al-Qur’an. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan sebab semakin banyak penghafal Al-Qur’an yang gugur dikhawatirkan dapat menyebabkan Al-Qur’an hilang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka Umar bin Khattab mencatat semua hafalan Al-Qur’an pada para sahabat yang masih hidup. Dengan demikian, Al-Qur’an dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Meskipun pada awalnya Abu Bakar ragu dengan usulan tersebut tetapi Umar berhasil meyakinkan Abu Bakar bahwa pengumpulan Al-Qur’an akan sangat bermanfaat bagi keutuhan Al-Qur’an sendiri. Akhirnya, Abu Bakar menugaskan Zaid bin Tsabit untuk memimpin pengumpulan Al-Qur’an. Zaid ditunjuk karena ia pemuda yang cerdas dan berpengalaman mencatat ayat-ayat Al-Qur’an sehingga dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik.