Bukan ada udang di balik batu, bukan. Tapi ada Abu Wafa Muhammad al-Buzjani di balik rumus trigonometri. Penasaran siapakah beliau ini? Simak ulasan di bawah!
Sebelum pembahasan lebih lanjut, masih ingat enggak dengan rumus sin, cos, dan tan yang pernah kamu pelajari di sekolah? Itu, lho, rumus buat mengukur sudut-sudut segitiga dalam matematika. Hayo, coba diingat-ingat lagi, Sobat Cendekia!
Nah, kalau sudah ingat, pernah kepikiran enggak, kira-kira rumus ini berasal darimana? Siapa penciptanya? Kok bisa ditemukan perhitungannya kayak gini? Hmmm, pasti kalian enggak akan menyangka kalau penemu rumus trigonometri adalah seorang tokoh muslim cemerlang yang turut mewarnai era keemasan Islam pada abad ke-10! Tokoh ini bernama Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani, dikenal dengan panggilan Abu Wafa Muhammad al-Buzjani atau Abu Wafa. Pernah dengar?
Siapa sebenarnya Abu Wafa?
Well, tokoh yang satu ini memang kurang terdengar namanya di zaman Islam modern dibandingkan tokoh lain kayak Khawarizmi dalam bidang matematika, namun ia pun enggak kalah mengagumkan, lho. Abu Wafa merupakan seorang polymath atau tokoh ‘serba bisa’ yang mendalami berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Enggak cuman di bidang matematika, ia juga handal di bidang astronomi, teknik sipil, dan masih banyak lagi.
Abu Wafa dilahirkan di Kota Buzjan, Khurasan (saat ini Iran) tanggal 10 Juni 940 dan wafat pada 15 Juli 998 di Baghdad, Irak. Sebagai informasi, nih, Khurasan merupakan daerah tempat lahirnya para sarjana, ilmuan, filsuf, dan tokoh muslim masyhur yang banyak berkontribusi besar pada masa keemasan Islam klasik, salah satunya Abu Wafa ini. Sejak kecil pun, ia sudah memperlihatkan kepiawaiannya dalam berbagai ilmu pengetahuan.
Perjalanan menjadi seorang tokoh cendekiawan muslim diawali sejak Abu Wafa mempelajari ilmu matematika bersama pamannya, Abu Umar al-Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Ataba. Ditambah dengan ilmu geometri dari Abu Yahya al-Marudi dan Abu al Ala Ibn Karnib. Bersyukur ia dikelilingi oleh orang-orang luar biasa sehingga potensinya semakin terasah. Merekalah yang telah berjasa dalam membentuk pribadi Abu Wafa sampai menjadi seorang pemikir hebat yang berpengaruh banget di masa emas kejayaan peradaban Islam.
Warisan Sang Matematikawan
Karya dan pemikiran Abu Wafa sudah diakui dunia. Bahkan enggak sedikit ilmuan barat meyakini bahwa ia merupakan matematikawan terbesar di abad ke-10 berkat inovasi penting dalam ilmu matematika yang Abu Wafa ciptakan. Beberapa karya termasyhurnya yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa adalah Kitab al-Kamil yang memaparkan ilmu aritmatika dan Kitab al-Handasa mengenai penerapan ilmu geometri.
Nah, kalau kontribusi Abu Wafa sendiri dalam peradaban manusia yang sangat dekat dengan kehidupan kita hingga kini – bahkan ini boleh jadi materi favorit kamu semasa sekolah, ialah rumus trigonometri. Seperti yang sempat disampaikan di atas, Abu Wafa merupakan orang pertama yang memperkenalkan rumus umum dan metode baru dalam membentuk tabel sinus serta studi khusus mengenai perhitungan tabel tangen. Sobat Cendekia patut berbangga, nih. Keren!
Mengutip dari laman berita Kompasiana.com, rumus identitas trigonometri yang disusun oleh Abu Wafa adalah kayak gini:
sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)
cos(2a) = 1 – 2sin^2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)
Eits, ternyata enggak cuman rumus trigonometri, ia juga berhasil membentuk rumus geometri untuk parabola: x4 = a and x4 + ax3 = b.
Gimana? Pasti rumus-rumus di atas enggak asing buat kamu, ‘kan? Ini mungkin hanya sebagian kecil dari karya Abu Wafa di dunia matematika yang berdampak secara signifikan pada bidang keilmuan lain, karena sebenarnya cukup banyak hasil pemikiran lain yang hingga kini belum ditemukan akibat keterbatasan sistem pengarsipan di masa lalu. Sayang banget, ya.
Sementara dalam bidang astronomi, berbagai pemikiran kritis membuat seorang Abu Wafa sangat fenomenal di kancah internasional. Enggak heran kalau cendekiawan yang satu ini begitu dihormati dan disegani oleh seluruh kalangan, terutama mereka yang mendalami ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan penamaan salah satu kawah bulan yang memakai namanya sebagai bentuk apresiasi tertinggi atas kontribusi, pengabdian, dan dedikasi Abu Wafa dalam mengembangkan dunia astronomi oleh organisasi internasional.
Enggak sedikit hasil tangan Abu Wafa yang menunjukan bahwa ia memang seorang pemikir hebat di masa emas kejayaan Islam. Sebagai umat muslim, kita patut berbangga, nih, karena berbagai penemuan Abu Wafa memberikan pengaruh kuat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dunia. Sobat Cendekia bisa banget, loh, memetik pelajaran dan menjadikan sosoknya sebagai inspirasi! Dengan rasa keingintahuan yang tinggi kayak Abu Wafa, sudah saatnya kamu terus mengeksplor diri hingga bisa ikut berkontribusi pada perkembangan peradaban di masa depan. Siapa tahu nanti kamu jadi ‘Abu Wafa’ selanjutnya, ‘kan?
REFERENSI
https://tirto.id/hidup-abu-al-wafa-di-antara-astronomi-dan-trigonometri-cKwB
https://inibaru.id/islampedia/mengenal-sosok-abu-al-wafa-seorang-ilmuan-muslim
https://id.wikipedia.org/wiki/Abul_Wafa_Muhammad_Al_Buzjani
https://www.kompasiana.com/helfa/566c2a41707a61e30a78aec1/biografi-abu-wafa-sang-matematikawan-jenius