Kata siapa di Turki cuman ada Masjid Hagia Sophia? Nyatanya, Turki ‘tuh dikenal sebagai Negeri 1000 Masjid, lho! So, sudah pasti banyak masjid lain yang menarik untuk kita bahas, Sobat Cendekia!
Penasaran masjid mana yang jadi topik ulasan kali ini? Setelah dirangkum dari berbagai sumber, yuk, kita langsung berkenalan dengan Blue Mosque atau Masjid Biru yang tak kalah megah, indah, dan sarat pesona.
Terletak di Kota Istanbul
Blue Mosque, Masjid Biru atau Masjid Sultan Ahmed (dalam bahasa Turki Sultanahmet Camii) didirikan di kota tua Istanbul dekat tepian Laut Marmara. Sebelumnya wilayah ini merupakan pusat pemerintahan Konstatinopel abad ke-15 lalu. Dengan kehadiran Laut Marmara sebagai latar, kebesaran Masjid Biru semakin jelas terlihat.
Kok disebut Masjid Biru?
Terdiri dari pilar-pilar marmer dan dihiasi lebih dari ratusan jendela kaca patri yang memancarkan cahaya dari luar sebagai interior utama. Masjid Biru pun dilapisi dengan ubin Iznik berwarna pirus (biru tosca) dari hasil karya warga Kota Iznik, sehingga menimbulkan warna kebiru-biruan. Selain itu, bagian puncak bangunan masjid juga dicat warna biru yang makin memperkuat kesan warna tersebut – inilah alasan mengapa disebut Masjid Biru.
Gimana, sih, awal dari kisah Masjid Biru?
Sesuai dengan nama aslinya, masjid ini dibangun atas permintaan Sultan Ahmed I dari dinasti Ottoman. Lantas, Masjid Biru dirancang oleh arsitek termasyhur kala itu, Mehmed Aga. Tahun 1609 masjid mulai dibangun hingga selesai tahun 1616. Dilansir dari salah satu sumber, konon Sultan Ahmed I membangun Masjid Biru karena enggak mau ‘kalah’ dari Hagia Sophia yang didirikan era Kekaisaran Bizantium dan ingin menandingi kejayaannya.
Tahukah, Sobat Cendekia? Menariknya, Sang arsitektur sempat diperintahkan untuk membangun menara dari emas. Tapi karena Mehmed Aga salah dengar, ia malah membangun masjid dengan enam menara megah disekelilingnya. Kata emas dalam bahasa Turki ialah “altin”, yang mirip dengan kata “alti” – berarti enam. Walau agak kecewa, Sultan Ahmed I tetap terpukau dengan keenam menara unik yang telah rampung dibangun.
Sudut-sudut seni arsitektur Masjid Biru
Seluruh sudut Masjid Biru memang sangat memukau mata hingga dapat mengundang decak kagum. Dengan kolaborasi seni khas Byzantium dan gaya tradisional Islam, masjid ini dianggap menjadi bangunan terakhir dengan sentuhan arsitektur kuno periode klasik.
Dimulai dari pintu gerbang masjid yang tergantung sebuah rantai besi – bisa dibilang enggak biasa, ternyata menyimpan makna luar biasa! Rantai ini dimaksudkan ketika Sultan Ahmed I memasuki masjid dengan menunggangi kuda, ia tetap menundukkan kepalanya agar enggak terantuk rantai. Nah, kita bisa melihat meski seorang Sultan Ahmed I punya kekuasaan besar, ia tetap rendah hati sehingga sering kali rantai ini dikaitkan dengan simbol kerendahan hati Sang penguasa.
Lalu beralih ke menara berwujud ramping dan runcing, dilengkapi balkon dengan penopang yang dibentuk seni muqornas. Sementara pada lantai masjid, terhampar karpet sutera kualitas terbaik yang di atasnya tergantung dengan indah lampu-lampu minyak dari kristal. Mihrab – aspek penting dalam masjid, dibuat dari marmer dengan hiasan stalaktit. Keramik pun ikut melapisi bagian tembok masjid agar seluruh jamaah yang beribadah dapat melihat dan mendengar Imam walau dalam kondisi penuh.
Enggak ketinggalan, kaligrafi ayat Al-Quran diguratkan oleh tangan terampil Seyyid Kasim Gubari, seorang yang terkenal hebat dalam bidang kaligrafi, ikut menghiasi Masjid Biru. So, bisa dikatakan selain kaya akan kisah sejarah, Masjid Biru juga ‘kaya’ akan ornamen-ornamen indah dan benda-benda warisan yang tak ternilai harganya, termasuk Al-Quran bertuliskan tangan peninggalan masa kesultanan dulu.
Gimana Masjid Biru sekarang?
Sesuai dengan amanah Sultan Ahmed I, fungsi Masjid Biru masih dipertahankan hingga sekarang sebagai tempat ibadah bagi umat muslim. Setiap Idul Fitri, Idul Adha, atau Salat Jum’at, masjid ini selalu dipenuhi hingga puluhan ribu jemaah banyaknya yang ingin menunaikan salat di sana. Enggak cuman itu, berkat keindahannya yang mengundang kekaguman para turis, Masjid Biru telah menjadi ikon utama wisata di Turki.
Para wisatawan yang ingin mengunjungi Masjid Biru diwajibkan memakai pakaian sopan untuk menghormati tempat ini, terutama bagi wanita. Mereka harus menggunakan kerudung atau penutup kepala. Jalur keluar masuk bagi turis non-muslim harus melalui pintu utara, sedangkan pintu barat diperuntukkan bagi para jamaah yang ingin menunaikan ibadah salat.
Tentu umat muslim harus kembali berbangga karena bangunan cantik ini merupakan salah satu rumah kita dalam menunaikan ibadah yang banyak dikagumi banyak orang! Gimana, nih? Apakah Sobat Cendekia jadi makin tertarik mengunjungi dan menyaksikan langsung kemegahan Masjid Biru di Turki?
Nantikan segera ulasan menarik lainnya mengenai fakta dan cerita tempat-tempat bersejarah unik kejayaan Islam di seluruh dunia spesial untuk kamu para Sobat Cendekia, hanya di Islam Cendekia!
REFERENSI