Makna Kebahasaan Al Mudzil
Kata Al Mudzil berasal dari kata yang berarti “menimpakan kehinaan”. Secara makna berarti bahwa Allah Yang Menghinakan siapa saja yang dikehendakinya. Dalam hal ini, hambanya yang tidak beriman kepadanya.
Pesan Sosial – Ekonomi sifat Al Mudzil
- Bersikap Sabar
Seorang manusia bisa menjadi makhluk yang hina dalam pandangan Allah seandainya ia tidak mampu bersabar atas segala cobaan hidup yang dihadapinya. Sebab dengan ketidak sabaran, manusia dapat berbuat apa saja yang akan merendahkan kehormatan atau harga dirinya. - Menunjukan Rasa Syukur
Seorang hamba juga bisa menjadi manusia yang hina di mata Allah jika ia tidak mau bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Padahal segala nikmat itu semua datangnya dari Allah yang diamanahkan kepadanya. Sudah sepantasnya sebagai hamba-Nya kita harus mensyukuri hal tersebut. - Menjaga kehormatan diri dengan menjauhi maksiat
Menjauhi segala perbuatan maksiat adalah upaya nyata dalam menjauhi kehinaan diri di hadapan Allah. Karena segala perbuatan maksiat merupakan perilaku hina yang akan menghinakan manusia. Sebaliknya, menunjukan sikap terpuji merupakan upaya menjadikan diri sebagai hamba yanga layak mendapat kemuliaan di sisi-Nya.
Sumber Landasan Sikap dan Mental
- Sabar: Menganggap segala ujian dan cobaan sebagai sesuatu yang harus dihadapi secara bijak sehingga tidak berputus asa.
- Syukur: Membelanjakan harta kekayaan di jalan Allah, Menjadikan jabatan sebagai saran pengabdian kepada Allah, Berbagi Ilmu sebagai rasa syukur.
- Menjaga Kehormatan Diri: Tidak merendahkan orang lain, tidak mencuri, tidak berzina, tidak menggantungkan hidup pada orang lain, dan produktif.