Dalam kehidupan, kita sering dihadapkan pada pilihan dan keputusan yang penuh dengan ketidakpastian. Kadang, rasa ragu menyusup ke dalam hati, terutama ketika hasil dari usaha dan ikhtiar kita belum terlihat. Namun, sebagai seorang Muslim, ada satu pegangan yang seharusnya tidak boleh kita tinggalkan: kepercayaan penuh kepada Sang Maha Penentu.
Al-Qur’an, sebagai sumber petunjuk yang sempurna, menegaskan pentingnya hal ini dalam banyak ayat. Salah satunya adalah dalam Surat Al-Hadid ayat 22, di mana Allah berfirman
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
“Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
(QS. Al-Hadid: 22)
1. Keyakinan pada Takdir
Surat Al-Hadid ayat 22 mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ditetapkan oleh Allah sebelum segala sesuatu diciptakan. Konsep takdir atau qadar dalam Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Pengatur segala hal, dari yang besar hingga yang terkecil. Apa pun yang kita alami, baik atau buruk, semuanya telah ditentukan oleh-Nya.
Mungkin dalam perspektif kita yang terbatas sebagai manusia, kita sulit memahami mengapa sesuatu terjadi. Tetapi, ayat ini mengajak kita untuk tidak meragukan kekuasaan Allah. Ketika kita dihadapkan pada musibah atau tantangan, kita harus ingat bahwa semua itu ada dalam rencana-Nya. Dan rencana Allah, meski terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, selalu mengandung hikmah yang besar.
2. Ketetapan Allah adalah Mudah
Salah satu hal yang seringkali membuat kita ragu atau gelisah adalah ketidakpastian di masa depan. Tetapi, ayat ini menegaskan bahwa ketetapan Allah itu “mudah”. Mudah bagi Allah untuk mengatur segalanya. Apa yang menurut kita sulit atau mustahil, bagi Allah itu sangat mudah. Pemahaman ini mengajak kita untuk melepaskan beban yang kita pikul dengan berserah diri kepada-Nya. Tidak ada yang terjadi di luar kehendak-Nya, dan ini seharusnya menumbuhkan rasa tenang dalam hati kita. Bahkan dalam momen-momen terberat, ada keyakinan bahwa Allah selalu mengetahui apa yang terbaik untuk kita.
3. Tantangan Kehidupan Adalah Ujian
Dalam ayat ini juga tersirat bahwa segala bencana dan cobaan yang menimpa kita merupakan bagian dari ujian yang Allah berikan. Seperti yang dijelaskan dalam banyak ayat lain, kehidupan dunia ini adalah tempat ujian bagi manusia. Cobaan dan ujian bukanlah tanda bahwa Allah tidak peduli atau menghukum kita, melainkan sebaliknya, ujian adalah sarana untuk menguji sejauh mana kita dapat bersabar dan berserah diri kepada-Nya.
Allah juga berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 155:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa tidak ada ujian yang diberikan kecuali dalam batas kemampuan kita. Ujian itu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk menguatkan kita.
4. Berserah Diri Tanpa Rasa Ragu
Menghadapi setiap situasi dengan penuh keyakinan kepada Allah adalah ciri seorang Muslim yang kuat. Rasulullah SAW sendiri mengajarkan pentingnya tawakal, yaitu berserah diri kepada Allah setelah melakukan usaha. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki; pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.”
Hadits ini menunjukkan bagaimana tawakal seharusnya menjadi pondasi utama dalam setiap usaha kita. Kita tidak pernah ragu terhadap ketetapan Allah, karena segala yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya yang sempurna.
5. Koneksi dengan Generasi Muda
Bagi kita, terutama generasi muda yang kerap kali hidup dalam dunia serba cepat dan penuh kompetisi, seringkali muncul rasa gelisah tentang masa depan, karier, atau hubungan. Apakah usaha yang kita lakukan akan berhasil? Apakah kita akan mencapai impian kita?
Dalam menghadapi segala ini, Surat Al-Hadid ayat 22 menjadi pengingat bahwa apa pun hasilnya, Allah telah mengaturnya dengan sempurna. Yang perlu kita lakukan adalah tetap berusaha dengan sebaik mungkin dan berserah diri setelahnya. Dalam dunia yang penuh dengan tekanan untuk selalu “berhasil”, kita diingatkan bahwa keberhasilan sejati adalah kepuasan hati dan keridhaan Allah.
6. Akhirnya, Jangan Pernah Ragu
Kita mungkin tidak selalu tahu apa yang akan terjadi, tetapi kita tahu siapa yang mengatur semuanya: Allah, Sang Maha Penentu. Dengan keyakinan ini, kita tidak perlu lagi meragukan apapun yang terjadi dalam hidup kita. Baik atau buruk, semua sudah diatur oleh-Nya, dan tugas kita adalah menjalani setiap takdir dengan penuh keyakinan dan tawakal.
Semoga refleksi ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak pernah meragukan ketetapan Allah. Karena sejatinya, dengan keimanan yang kokoh dan tawakal yang kuat, kita dapat melalui segala rintangan dalam hidup ini dengan hati yang tenang dan jiwa yang penuh harapan.