Saat Sobat Cendekia mendengar negara Turki, apa yang langsung ada di pikiran kamu? Apakah balon udaranya yang terkenal? Atau serial drama yang selalu jadi tontonan tiap akhir pekan? Tapi bisa dipastikan, Masjid Hagia Sophia bakal terlintas di kepala. Iya ‘kan? Sebagai umat muslim, siapa, sih, yang tidak mengenal situs legendaris ini? Salah satu bagian dari Situs Warisan Dunia UNSECO yang juga menjadi magnet wisatawan di Turki. Sayang, di lain sisi keagungan yang dimiliki, sebenarnya Hagia Sophia agak kontroversial.
Iya, kontroversial. Pasalnya, nih, beberapa waktu lalu Presiden Recep Tayyip Erdogan mengubah status Hagia Sophia menjadi masjid, yang awalnya berfungsi sebagai gereja umat nasrani pun museum di masa lalu. Putusan Erdogan ini menuai pro-kontra dari dunia internasional. Polemik tersebut sangat berkaitan dengan sejarah kepemilikan Hagia Sophia yang memang telah melewati sekelumit perjalanan pelik lebih dari belasan abad. Namun tetap tak sedikit dukungan mengalir deras, terutama dari negara-negara muslim.
Keberadaan ‘wajah’ negara Turki ini acap kali jadi rebutan dan sasaran ambisi penguasa, yang membuat Hagia Sophia layak disebut sebagai saksi bisu peralihan kekuasaan; mulai dari Kekaisaran Bizantium penganut Kristen Ortodoks, Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman), hingga masa pemerintahan Turki modern. Tiap rezim sudah pasti punya karakteristik dan gaya tertentu, Sobat Cendekia. Hal ini bikin fungsi Hagia Sophia berubah secara dinamis mengikuti laju rezim yang berkuasa. So, selain saksi bisu, Hagia Sophia pun menjadi ‘korban’ dari terpaan pelbagai badai konflik politik yang menghiasi sejarah Turki.
Menilik Hagia Sophia dari masa ke masa
Ayasofya, nama lainnya dalam bahasa Turki dan Sancta Sophia di bahasa Latin – yang berarti kebijaksanaan. Pertama kali dibangun sebagai gereja Ortodoks pada masa Kekaisaran Bizantium atas perintah Kaisar Konstantinus I. Tak berselang lama, struktur bangunan Hagia Sophia yang pertama habis terbakar pada tahun 404 akibat kerusuhan konflik antar kalangan keluarga Kaisar Arkadios yang terjadi di Konstantinopel.
Di bawah Kaisar Theodosis II, selanjutnya struktur kedua Hagia Sophia yang dipercantik dengan berbagai ornamen Kristen Ortodoks selesai dibangun. Sayangnya, sekali lagi bangunan ini kembali dilalap api dalam Revolusi Nikka melawan Kaisar Justinian I pada tahun 527-565, yang kemudian Hagia Sophia benar-benar dirobohkan karena mengalami kerusakan parah. Sang kaisar memerintahkan pembangunan ulang besar-besaran struktur ketiga Hagia Sophia dari sebelumnya yang hanya tinggal puing-puing sisa kehancuran.
Ketika era Kekaisaran Bizantium berakhir pada 1453 dan Dinasti Ottoman di bawah Sultan Mehmed II berhasil mengambil alih wilayah, perubahan signifikan terjadi pada Hagia Sophia. Hal ini dikarenakan Hagia Sophia ialah satu-satunya simbol penaklukkan Konstantinopel bagi Sultan Mehmed II sendiri. Ia lantas mengubah fungsi situs ini menjadi masjid. Dari sinilah, cerita panjang Hagia Sophia sebagai masjid istimewa dimulai.
Cerita di balik Sang Mesjid Istimewa
Meski beralihfungsi, masjid ini tetap dinamakan Hagia Sophia, lho! Penamaan Hagia Sophia dipertahankan karena sebagaimana dengan artinya – kebijaksanaan, Sultan Mehmed II tidak ingin menghilangkan esensi Hagia Sophia sebagai tempat suci bagi Allah yang penuh kebijaksanaan. Mengutip dari Tirto.id, Sultan Mehmed II meyakini bahwa yang disembah umat Nasrani dan muslim pun Tuhan yang sama. Nah, dengan kesamaan tersebut, tidak ada alasan untuk mengubah nama Hagia Sophia.
Di bawah era Kesultanan Ottoman, banyak banget mosaik dan ornamen bercorak Nasrani yang membalut Hagia Sophia ditutupi dan diganti dengan kaligrafi muslim karya seniman termasyhur pada masa itu, Kazasker Mustafa İzzet. Pastinya cantik sekali, Sobat Cendekia! Tak lupa tulisan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, empat khalifah pertama, dan dua cucu Rasulullah SAW juga diguratkan untuk menghiasi sudut-sudut interior Hagia Sophia.
Secara keseluruhan, struktur bangunan Hagia Sophia diberi sentuhan arsitektur Islam sesuai fungsinya sebagai masjid oleh Mimar Shan, yang kokoh berdiri sampai sekarang. Mihrab, mimbar, empat menara untuk melantunkan azan, bangunan madrasah, perpustakaan muslim, hingga dapur umum turut melengkapi bangunan ini. Hagia Sophia sangatlah bermakna besar bagi Kesultanan Ottoman, khususnya Sultan Mehmed II. Bahkan, ia menjadi imam Salat Jumat pertama di sana.
Lagi-lagi Hagia Sophia mengalami perubahan selepas Kesultanan Ottoman runtuh yang menyebabkan Turki menjadi negara republik dengan presiden pertamanya Mustafa Kemal Ataturk. Ia mengganti status Hagia Sophia menjadi museum karena gaya kepemimpinannya yang cenderung sekuler. Cukup banyak revitalisasi ornamen dan corak asli Hagia Sophia dilakukan untuk mengembalikannya ke wujud semula. Lukisan Nabi Isa tampak berjejer dengan kaligrafi Allah dan Muhammad SAW setelah plester dibuka. Sungguh, terkandung sarat nilai toleransi yang semakin menonjolkan keistimewaan dan keunikan Hagia Sophia.
Bagaimana kabar Hagia Sophia terkini?
Menurut pengadilan tinggi administrasi Turki, perubahan status Hagia Sophia menjadi museum beberapa tahun lalu tidak sesuai dan melanggar hukum. Argumen tersebut digunakan buat memutuskan bahwa situs Hagia Sophia akan dibuka lagi sebagai masjid. Erdogan pun turut mengeluarkan dekrit khusus yang mendukung keputusan ini. Meski ‘diserang’ kritikan dan tekanan dari internasional, pemerintah Turki tetap gigih pada pendiriannya untuk mengembalikan fungsi Hagia Sophia sesuai dengan warisan Dinasti Ottoman.
Terlepas dari itu semua, umat muslim sudah sepatutnya berbangga karena Hagia Sophia – situs warisan simbolik dunia, menjadi salah satu rumah kita untuk beribadah, loh! Yang dulunya gereja, kini kamu bisa mendengar lantunan merdu ayat suci Al-Quran ataupun azan dikumandangkan. Pelaksanaan Salat Jumat perdana pada tahun 2020 lalu menandai dibukanya secara resmi Masjid Hagia Sophia sebagai tempat ibadah umat muslim.
Setelah melihat arti mendalam yang dimilikinya bagi dunia, khususnya umat muslim, situs Hagia Sophia tentu sarat makna dan tak ternilai harganya. Apakah kamu semakin tertarik berkunjung dan beribadah di masjid yang satu ini, Sobat Cendekia?
REFERENSI
https://tirto.id/lima-fakta-seputar-hagia-sophia-museum-yang-kini-menjadi-masjid-fQRL
https://tirto.id/sejarah-hagia-sophia-museum-yang-dijadikan-masjid-oleh-erdogan-fQVy
https://www.gurusiana.id/read/marlina1971/article/perjalanan-sejarah-hagia-sophia-dari-gereja-masjid-museum-hingga-jadi-masjid-lagi-2008272
https://www.liputan6.com/islami/read/5105238/sejarah-hagia-sophia-katedral-bizantium-yang-diubah-jadi-masjid-usai-penaklukan-sultan-muhammad-al-fatihhttps://www.viva.co.id/gaya-hidup/travel/1438625-hagia-sophia-museum-jadi-masjid-di-istanbul-turkihttps://www.kompas.com/tren/read/2020/07/12/103826865/melihat-hagia-sophia-dan-cerita-panjang-perjalanannya