Menyusuri Kejayaan Perdagangan dan Ekonomi Islam

No Comments

Tahukah Sobat Cendekia kalau selain berperan dalam perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, Islam juga berperan dalam bidang perdagangan dan ekonomi, loh? Bahkan, perdagangan dan ekonomi Islam memegang peranan penting terhadap perdagangan dan ekonomi dunia. Hal ini dapat kita lihat melalui kisah hingga peninggalan yang ada, mulai dari zaman Rasulullah saw. hingga saat ini. Oleh karena itu, yuk simak ulasan berikut!

1. Masa Rasulullah saw.

Setelah Rasulullah saw. dan umat Islam hijrah ke Madinah, perkembangan perdagangan dan ekonomi Islam, terutama Kota Madinah mulai berlangsung sangat pesat. Hal ini disebabkan strategi yang dibuat oleh Rasulullah saw., seperti mempersaudarakan kelompok Muhajirin dan Anshar, membangun masjid dan pasar, mengimpor komoditas, adanya zakat, hingga memaksimalkan potensi pertanian dan perdagangan Madinah.

2. Masa Khulafaur Rasyidin

Pada masa ini mulai dikenal banyak kebijakan ekonomi baru, seperti adanya pajak dan bea cukai, pengenaan zakat pada ternak, hingga pencetakan uang. Pada masa Umar bin Khattab, Islam mulai memiliki Baitul Mal yang bertugas untuk mengurusi keuangan negara. Selain itu, diperkenalkan juga sistem penggajian untuk pegawai dan pemberian santunan dari Baitul Mal.

3. Masa Dinasti Umayyah

Berbeda dengan masa sebelumnya, ekonomi dan perdagangan di masa ini mulai berkembang di luar daerah Jazirah Arab karena pemindahan ibu kota dan perluasan wilayah, mulai dari Byzantium hingga India.

Pada masa ini juga dikenal penghapusan sistem kerja paksa, pengurangan beban pajak, serta aturan timbangan dan takaran. Untuk memajukan perekonomian dan perdagangan, khalifah membangun sistem agraris dan industri pabrik serta menjadikan Cordova sebagai pusat bisnis yang kemudian memancing pedagang dari India dan Cina untuk datang.

4. Masa Dinasti Abbasiyah

Di masa Dinasti Abbasiyah, perekonomian dan perdagangan Islam mencapai puncak kejayaan. Kemajuan di sektor perindustrian, pertanian, hingga perdagangan juga didukung oleh pemerintah. Jalur perdagangan pun semakin terbentuk, mulai dari Laut Merah, Laut Tengah, Sungai Volga, Teluk Alden, Jazirah India, hingga Nusantara.

Selain itu, puncak kejayaan Dinasti Abbasiyah dicapai di masa Khalifah Harun Ar Rasyid yang pendapatan negara mencapai 4,5 juta dirham per tahunnya, loh, Sobat Cendekia. Adanya pelabuhan di Damaskus dan dermaga di Kufah juga semakin mendukung perkembangan perekonomian dan perdagangan di masa itu.

Selanjutnya, setelah runtuhnya dinasti, Islam semakin menyebar hingga penjuru dunia dan tumbuh dengan pesat serta modern bersama masyarakat di dunia hingga saat ini.

Wah, Masya Allah, ya, Sobat Cendekia? Sekarang menjadi tahu, kan, kalau ternyata Islam juga memiliki kisah hebat dalam bidang perdagangan dan ekonomi. Bahkan, kisah hebat tersebut sudah ada sejak zaman Rasulullah saw. dan masih berlangsung hingga saat ini.

Referensi:

  • Aravik, H. dan Tohir, A. 2020. Perekonomian pada Masa Dinasti Umayyah di Andalusia: Sejarah dan Pemikiran. Adi Islamic Economic1(1).
  • Huda, N., et al., 2017. Ekonomi Pembangunan Islam. Edisi Pertama. Jakarta Timur: Kencana.
  • Fajriah, R. N. dan Kurniawan, R. R. 2022. Perkembangan Kebijakan Ekonomi Islam Masa Khulafaur Rasyidin. Al Ibar1(1).
  • Kementerian Agama RI. 2020. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kementerian Agama RI.
  • NU Online. 2020. Nabi Muhammad Bangun Ekonomi Umat dengan Mendirikan Pasar. Dapat diakses pada: https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/nabi-muhammad-bangun-ekonomi-umat-dengan-mendirikan-pasar-lyNMp 
  • Rustandi, N., et al. 2021. Politik dan Kebijakan Ekonomi Islam di Indonesia Era Reformasi. Tasikmalaya: Edu Publisher.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Menu